Jelaskan dan berikan contoh; Ketidakpastian, Probabilitas dan Teorema Bayes, Faktor Kepastian (Certainty Factor), dan Teori Dempster-Shafer
Nama : Fat’hiyyah Nuswantari
NPM : 12118579
Salah satu karakteristik umum dari suatu informasi yang tersedia untuk seorang pakar adalah ketidaksempurnaan. Informasi yang tersedia bisa jadi tidak lengkap, tidak konsisten, tidak tentu, dsb. Dengan keterbatasan informasi tersebut, seorang pakar dituntut dapat mengatasi kerusakan dengan membuat suatu pertimbangan benar sehingga menghasilkan keputusan yang tepat
Sistem pakar harus mampu mengatasi ketidakpastian dan menggambarkan konklusi yang valid.
Ketidakpastian dalam
sistem berbasis kaidah dapat berasal dari 3 hal berikut:
a) Kaidah
Tunggal (individual rule)
Kaidah
tunggal dipengaruhi oleh 3 hal : kesalahan (error), probabilitas dan kombinasi
premis.
Kesalahan
( error ) disebabkan antara lain oleh :
- Ambiguitas,
yaitu sesuatu yang didefinisikan berlebihan
- Ketidaklengkapan
data
- Kesalahan
informasi
- Kesalahan
pengukura
Probabilitas disebabkan
oleh ketidakmampuan seorang pakar untuk merumuskan kaidah secara pasti.
Pemberian nilai probabilitas yang menyatakan derajat kepercayaan dapat juga
menyebabkan ketidakpastian.
b) Ketidaksesuaian
Antarkaidah (incompatibility of rule)
Ketidaksesuaian antarkaidah dapat disebabkan oleh : kontradiksi kaidah, subsumsi kaidah, redudansi kaidah, kehilangan kaidah dan penggabungan data.
Kontradiksi
kaidah Kontradiksi merupakan ketidaksesuaian konsekuen diantara dua kaidah yang
bisa jadi disebabkan oleh anteseden yang kuran spesifik.
Contoh
:
Kaidah
1 : IF terdapat api THEN siramlah dengan air
Kaidah 2 : IF terdapat api THEN jangan siram dengan air
Interpretasi
kaidah 1, jika bebar-benar terdapat api seperti terbakarnya kayu, maka akan
dilakukan pemadaman dengan menyiramkan air. Sedangkan pada kaidah 2 memang
terdapat api yang memang sengaja untuk melakukan pembakaran (mis. Memasak) yang
tidak boleh disiram air.
Subsumsi
kaidah Subsumsi kaidah terjadi jika anteseden merupakan bagian dari kaidah yang
lain.
Contoh
:
Kaidah
1 : IF E1 THEN H
Kaidah
2 : IF E1 and E2 THEN H
2. Probabilitas dan Teorema Bayes
A. Probabalilitas
Probabilitas adalah
suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian
yang acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau
kemungkinan. Probabilitas secara umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan
terjadi.
Konsep probabilitas
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bidang
ilmiah, bidang pemerintahan, bidang usaha atau industri, sampai pada
masalah-masalah kecil seperti masuk kantor atau tidak karena awan tebal yang
kemungkinan akan hujan deras dan banjir.
Aturan probabilitas:
Hukum Penjumlahan, dalam
mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas hukum
penjumlahan dan hukum perkalian. Peristiwa saling lepas (Mutually exclusive) Hukum
penjumlahan menghendakiperistiwa yang saling lepas atau mutually exclusive
yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi
pada saat bersamaan.
Jika kejadian A dan B
saling lepas maka probabilitas terjadi peristiwa tersebut adalah :
P(A atau B) = P(A) + P(B)
P ( A ∪ B ) = P(A) + P(B)
Contoh:
Pak Budi memproduksi suatu jenis baterai di tiga pabrik yang peralatan dan karyawannya berbeda. Produksi mingguan pabrik pertama (A1 = 500), pabrik kedua (A2 = 2.000), dan pabrik ketiga (A3 = 1.500). Dan besarnya nilai probabilitas barang rusak dari pabrik pertama P(B/A1) adalah 0,02, probabilitas barang rusak dari pabrik kedua P (B/A2) adalah 0,015, dan probabilitas barang rusak dari pabrik ketiga P(B/A3) adalah 0,030. Dimana baterai yang diproduksi oleh pabriktersebut digunakan untuk menyuplai pabrik mobil. Dengan demikian, pabrik mobil setiap minggunya menerima suplai baterai sebanyak 4000. Kalau pemilik pabrik tersebut mengambil 1 baterai secara acak (random), berapa probabilitasnya bahwa baterai yang diambil oleh pemilik pabrik mobil yang rusak?
Jawab
P(B/A1) = Probabilitas baterai rusak dan dari
pabrik pertama 0,02
P(B/A2) = Probabilitas baterai rusak dan dari pabrik kedua 0,015
P(B/A3) = Probabilitas baterai rusak dan dari pabrik ketiga 0,030
A1 = 500 jadi 0,125
A2 = 2.000 jadi 0,5
A3 = 1.500 jadi 0,375
A. Teorema
Bayes
Dalam teori
probabilitas dan statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema yang digunakan
untuk menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes dikenalkan oleh
ilmuan yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan Tuhan dengan mencari
fakta di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes mencari fakta keberadaan
tuhan didunia kemudian mengubahnya dengan nilai Probabilitas yang akan
dibandingkan dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga merupakan dasar dari
statistika Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu ekonomi mikro, sains, teori
permain, hukum dan kedokteran.
Dalam kehidupan
sehari-hari banyak kejadian yang saling terkait satu sama lain dan kejadian
yang satu menjadi syarat untuk terjadinya kejadian yang lain. Misalnya “Saya
bersedia diajak nonton, asalkan saya ditunggu”
Jadi, Rumus diatas lebih dikenal dengan“Teorema Bayes”. Teorema bayes lebih
dikenal dengan kaidah /aturan bayes, teorema ini digunakan untuk menghitung
kaidah probabilitas terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh didapat
dari diservasi. Teorema ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya
suatu peristiwa (misal A) dengan syarat peristiwa lain (misal X) telah terjadi.
Contoh:
Suatu generator
telekomunikasi nirkabel mempunyai 3 pilihan tempat untuk membangun pemancar
sinyal yaitu didaerah tengah kota, daerah kaki bukit dan daerah tepi pantai,
dengan masing-masing mempunyai peluang 0.2,0.3 dan 0.5. Bila pemancar dibangun
ditengah kota, peluang terjadi gangguan sinyal adalah 0.05. Bila pemancar
dibangun dikaki bukit, peluang terjadinya gangguan sinyal adalah 0.06. Bila
pemancar dibangun ditepi pantai, peluang gangguan sinyal adalah 0.08.
Berapakah peluang
terjadinya gangguan sinyal ?
B. Bila diketahui telah terjadinya gangguan pada sinyal, berapa peluang bahwa
operator tersebut ternyata telah membangun pemancar di tepi pantai ?
Misal :
A = Terjadi ganguan sinyal
B1 = Pemancar dibangun di tengah kota
B2 = ----------------------------di
kaki bukit
B3 = ----------------------------di
tepi pantai
Maka :
A. Peluang terjadinya ganguan sinyal
P(A)=P(B1)P(A|B1)+P(B2)P(A|B2)+P(B3)P(A|B3)
=
(0,2).(0.05)+(0.3)(0.06)+(0.5)(0.08)=0.001+0.018+0.04=0.068
Diketahui telah terjadi
gangguan pada sinyal, maka peluang bahwa operator ternyata telah membangun
pemancar di tepi pantai.
Dapat dinyatakan dengan
,"peluang bersyarat bahwa operator membangun pemancar di tepi pantai bila
diketahui telah terjadi gangguan sinyal".
3. Faktor Kepastian (Certainty Factor)
- Faktor kepastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan (belief) dan ketidapercayaan (unbelief) dalam bilangan yang tunggal.
- Dalam certainty theory, data-data kualitatif direpresentasikan sebagai derajat keyakinan (degree of belief).
- Tahapan dalam merepresentasikan data-data
kualitatif :
a. Kemampuan
untuk mengekspresikan derajat keyakinan sesuai dengan metode yang sudah dibahas
sebelumnya.
b. Kemampuan
untuk menempatkan dan mengkombinasikan derajat keyakinan tersebut dalam sistem
pakar.
- Dalam mengekspresikan derajat keyakinan
digunakan suatu nilai yang disebut certain factor (CF) untuk engasumsikan
derajat keyakianan seorang pakar terhadap suatu data.
- Formulasi certain factor :
CF[H,E]
= MB[H,E] – MD[H,E]
Dimana :
CF = Certain Factor
(faktor kepastian) dalam hipotesis H yang dipengaruhi oleh fakta E
MB = Measure of Belief
(tingkat keyakinan), adalah ukuran kenaikan dari kepercayaan hipotesis H
dipengaruhi oleh fakta E.
MD = Measure of Disbelief (tingkat ketidakyakinan), adalah kenaikan dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi fakta E.
E = Evidence (peristiwa ataua fakta)
- Penggabungan kepercayaan dan
ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal memiliki dua kegunaan, yaitu :
a. Faktor kepastian digunakan untuk tingkat hipotesis di dalam urutan kepentingan.
Contoh : jika seorang pasien mempunyai gejala tertentu yang mengindikasikan beberapa kemungkinan penyakit, maka penyakit dengan CF tertinggi menjadi urutan pertama dalam urutan pengujian. Ukuran kepercayaan dan ketidapercayaan didefinisikan dalam probabilitas sebagai berikut :
Karakteristik
dari MB, MD dan CF
|
Karateristik |
Nilai |
|
Jangkauan |
0 ≤ MB ≤ 1 0 ≤ MD ≤ 1 -1 ≤ CF ≤ 1 |
|
Hipotesis
pasti benar P(H|E) = 1 |
MB = 1 MD = 0 CF = 1 |
|
Hipotesis
pasti salah P(H’|E) = 1 |
MB = 0 MD = 1 CF = -1 |
|
Kekurangan
fakta P(H|E) = P(H) |
MB = 0 MD = 0 CF = 0 |
Faktor
kepastian (CF) menunjukkan jaringan kepercayaan dalam suatu hipotesis ayng
berdasarkan pada beberapa fakta.
CF
Positif : mendukung hipotesis, karena MB > MD.
CF=1
: fakta secara definisi membuktikan suatu hipotesis
CF=0 : CF=MB-MD = 0 , berarti tidak ada fakta
MD=MB, berarti kepercayaan dihapus atau ditiadakan oleh ketidakpercayaan
CF
Negatif : fakta menandakan negasi dari hipotesis, karena MB < MD. Dengan
kata lain menyatakan ketidakpercayaan terhadap hipotesis daripada
mempercayainya.
b. Faktor
kepastian memberikan seorang pakar untuk menyatakan kepercayaan tanpa
menyatakan nilai ketidakpercayaan.
Formulanya
: CF(H,E) + CF(H’,E) = 0
Berarti,
fakta mendukung suatu hipotesis dan mengurangi dukungan terhadap negasi dari
hipotesis dengan jumlah yang sama, sehingga jumlahnya selalu nol.
Contoh
:
Mahasiswa
lulus jika mendapatkan nilai A untuk suatu mata kuliah.
CF(H,E) = 0,70 CF(H’,E) = -0,70
Seberapa kepercayaan Anda bahwa mendapatkan nilai A akan membantu Anda lulus ? Jawab : saya pastikan 70% bahwa saya akan lulus jika saya memperoleh nilai A untuk mata kuliah ini.
Seberapa
ketidakpercayaan Anda bahwa mendapatkan nilai A akan membantu Anda lulus ?
Jawab
: saya pastikan -70% bahwa saya tidak akan lulus jika saya memperoleh nilai A
untuk mata kuliah ini
4. Teori
Dempster-Shafer
Teori Dempster Shafer
adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief
functions (fungsi kepercayaan) dan plausible reasoning (pemikiran
yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang
terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.
Secara umum teori
Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval: [Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah
ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi.
Jika bernilai 0 (nol) maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan
jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausibility juga
bernilai 0 sampai 1, jika kita yakin akan X' maka dapat dikatakan Belief
(X') = 1 sehingga dari rumus di atas nilai Pls (X) = 0. Beberapa
kemungkinan range antara Belief dan Plausibility adalah:
|
Kemungkinan |
Keterangan |
|
[1,1] |
Semua
Benar |
|
[0,0] |
Semua
salah |
|
[0,1] |
Ketidakpastian |
|
[Bel,1]
untuk 0 < Bel < 1 |
Cenderung
Mendukung |
|
[0,Pls]
untuk 0 < Pls < 1 |
Cenderung
Menolak |
|
[Bel,Pls]
untuk 0 < Bel ≤ Pls < 1 |
Cenderung
Mendukung dan Menolak |
Komentar
Posting Komentar